?Salah seorang tokoh pemekaran dan pengembangan Gampong memproklamirkan dengan sebutan \\\\\\\\\\\\\\\"Gampong Gla Deyah\\\\\\\\\\\\\\\". Setelah beberapa lama berdirinya gampong Gla Deyah kemudian berdiri pula sebuah Dayah/tempat pengajian dan sebuah surau/meunasah penggung terbuat dari kayu, saat itu gampong Gla Deyah banyak tempat pengajian atau balee seumeubut memang dikenal dengan banyaknya tempat pengajian sebagai bukti sejarah dan kenangan masa lalu, sampai sekarang masih dilestarikan dan dikenal salah satu Dayah yaitu: Dayah Tgk, Chick Di Gla. Gampong Gla Deyah merupakan daerah persawahan tanah liat bukan tanah berpasir kalau musim hujan keadaan tanah licin (Gla)  seiring dengan keadaan yang demikian maka dari situlah timbul suatu gagasan dari tokoh masyarakat pada waktu itu disebutlah dengan nama (Gampong Gla Deyah).

?Sistem pemerintahan Gampong Gla Deyah berasaskan pada pola adat/kebudayaan dan adat formal yang sudah bersifat umum sejak zaman dahulu, pemerintah Gampong dipimpin oleh seorang Geuchik dan dibantu oleh dua orang Wakil Geuchik karena pada saat itu dalam susunan pemerintah Gampong belum ada istilah kepala dusun pada saat itu. Imum Mukim memiliki peranan yang cukup kuat dalam tatanan pemerintah Gampong, yaitu sebagai penasehat baik dalam penetapan sebuah kebijakan ditingkat pemerintah Gampong dan dalam memutuskan sebuah putusan hukum adat.

?Tuha peut menjadi bagian lembaga peunasehat Gampong, Tuha Peut juga sangat berperan dan wewenang dalam memberi pertimbangan terhadap pengembalian keputusan-keputusan Gampong, memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh Geuchik. Imum meunasah berperan mengorganisasikan kegiatan-kegiatan keagamaan. Pada zaman dulu roda pemerintahan dilaksanakan di rumah Geuchik dan di lapangan (tengah-tengah masyarakat) karena pada saat itu belum ada Kantor Geuchik.